Pendataan dan Validasi Realisasi Kartu Jakarta Pintar di SDN Meruya Utara 11 PT.
dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama
Teach For Indonesia (TFI)


Kelas: LE24
Dosen: Bu Siti Nadroh (D5684)
Waktu: Senin, 19-Oktober-2015
Pukul: 15.30-18.00
Lokasi: SDN Meruya Utara 11 PT. Jl. Meruya Utara RT.004/04, Kembangan
PIC: Hj. Rosnani,S.Pd, M.M
Tim yang hadir:
Anggota:
Tim yang tidak hadir: -
(Dari
kiri atas: Glorius Andrew; Anindya Subianto; Anton Leonardi; Muhammad
Syarif; Kevin Triputra; Muhamad Azka; Monica Gusti; Rudy Tan)
Pada
semester 5 ini, kami memperoleh mata kuliah CB: Professional
Development, dalam mata kuliah Character Development yang terakhir ini
kami memperoleh banyak teori yang khusus berkaitan dengan dunia
profesional yang nantinya dapat kami terapkan saat kami terjun langsung
ke sebuah perusahaan untuk bekerja serta ikut berkontribusi di dalam
organisasi tersebut.
Berkaitan
dengan Pendataan dan Validasi realisasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan
data 8355, terdapat beberapa materi dari CB: Professional Development
yang dapat kami aplikasikan sepanjang melakukan community service ini,
di antaranya:
1. Pedoman dalam melakukan pengambilan keputusan ETIS, dengan metode PEACE:
- Problem = Kami dituntut untuk dapat mengetahui problem atau
hambatan-hambatan yang kemungkinan besar dapat terjadi ketika kami
melakukan pendataan dan validasi data KJP dan 8355.
- Emotion = Masing-masing anggota kelompok juga dituntut untuk
mengendalikan emosi , meskipun lelah namun kita dituntut untuk tetap
bersikap profesional dan menahan ego masing-masing. Baik di depan pihak
sekolah maupun teman kelompok kami agar tidak terjadi kesalah-pahaman.
- Analysis = Berikutnya kami melakukan analisis yang mendalam dalam
menghadapi suatu masalah, dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan
suatu masalah dapat terjadi, dan alternatif pemecahan masalah yang dapat
kita ambil untuk menyelesaikan masalah tersebut.
- Contemplation = Setelah itu kami melakukan proses contemplation di
mana pada tahap ini kami mencoba untuk mengevaluasi resiko-resiko apa
saja yang akan timbul dari tindakan yang kami ambil.
- Equilibrium = Pada tahap ini kami diharuskan untuk mengambil salah
satu keputusan dari beberapa alternatif yang telah kami buat sebelumnya.
Tentunya tindakan tersebut diambil dengan memperhitungkan segala
kemungkinan resiko yang akan terjadi. Dan kami juga memikirkan
alternatif yang kira-kira sesuai untuk mengatasi kemungkinan timbulnya
kembali masalah dari keputusan yang telah kami ambil.
2. Profesionalisme
Menurut Koehn, terdapat 5 ciri yang harus dipenuhi oleh para professional:
- Professional adalah orang memperoleh ijin dari negara untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
- Menjadi anggota organisasi pelaku-pelaku yang sama-sama mempunyai
hak suara yang menyebar luaskan standar atau cita-cita yang saling
mendisiplinkan karena melanggar standar tersebut.
- Memiliki pengetahuan atau kecakapan "esoteric" yang tidak dimiliki oleh anggota-anggota masyarakat yang lain.
- Memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaan mereka, dan pekerjaan
tersebut tidak amat dimengerti oleh masyarakat yang lebih luas.
- Secara publik di muka umum mengucapkan janji untuk memberikan
bantuan kepada mereka yang lebih membutuhkan dan akibatnya mempunyai
tanggung jawab khusus dan tugas khusus.
Pada
bagian ini kami akan menjabarkan persiapan yang dilakukan dalam
melakukan kegiatan sehingga dapat terlaksanakan. Persiapan yang kami
lakukan cukuplah panjang. Mulai dari proses mengikuti briefing yang
diadakan oleh pihak TFI sehubungan dengan kegiatan validasi data KJP.
Lalu proses pendaftaran nama kelompok serta sekolah yang ingin kami
tuju. Pada bagian pendaftaran sekolah inilah yang tergolong cukup rumit
dan memakan waktu lama, karena kami harus berlomba-lomba dengan
mahasasiwa Binus lainnya baik dari Kampus Kemanggisan maupun Alam Sutera
untuk mendapatkan sekoah yang kami inginkan. Sekurang-kurangnya kami
melakukan pendaftaran sekolah hingga 3 kali, sampai sekolah yang kami
inginkan disetujui oleh pihak TFI.
Kemudian
setelah sekolah yang kami inginkan disetujui oleh pihak TFI. Kami
langsung menuju kantor TFI di Kampus Alam Sutera yang berlokasi di
lantai basement. Kami meminta surat ijin jalan langsung dari Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, meminta instrumen pertanyaan KJP sekolah dan
siswa, meminta data penerima KJP dan 8355 dari dinas, dan mencetak
seluruh berkas-berkas pendukung (e.g form validasi pendidikan, form
validasi 8355, dan form evaluasi) yang diperlukan dalam melaksanakan
validasi data KJP dan 8355. Setelah seluruh berkas yang diperlukan telah
siap, kami mulai menyusun waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan
tersebut. Berhubung kelompok kami terdiri dari 2 jurusan yang berbeda,
yaitu Manajemen dan IBM maka sulit bagi kami untuk menemukan waktu yang
cocok karena perbedaan jadwal kuliah di antara kami.
Pada hari yang telah kami tentukan sebelumnya, kami memulai kegiatan pendataan dan validasi data Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan 8355 yang kedua. Tujuan sekolah kami berikutnya yaitu SDN Meruya Utara 11 Petang. Seperti biasa kami berangkat dari kampus pada pukul 14.00. Pada kegiatan kali ini kami berangkat cukup siang dikarenakan sekolah yang akan kami kunjungi adalah sekolah Petang, di mana kegiatan belajar dan mengajar dimulai dari pukul 12.00 hingga 17.00. Kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum bernagkat ke SDN Meruya Utara 11 PT. Seusai makan siang kami pun melanjutkan perjalanan kami. Berbekal dengan bantuan google maps akhirnya kami pun dapat menemukan lokasi SDN Meruya Utara 11 PT. yang ternyata jaraknya cukup dekat dengan SMP Negeri 206 yang kami kunjungi minggu lalu.
Kesan yang pertama kali muncul ketika kami mengunjungi sekolah dasar tersebut, cukup miris. Dikarenakan fasilitas sekolah yang sebenarnya kurang layak untuk proses belajar-mengajar. Tetapi perasaan tersebut mendadak hilang ketika kami mendapat sambutan dari anak-anak yang sedang mengikuti pelajaran olahraga. Mereka bertanya kepada kami "Kakak ingin bertemu dengan siapa?" Lalu kami menjawab "Kakak ingin bertemu dengan Kepala Sekolah, ruangannya di mana ya?" Dengan sigap mereka pun menunjukan kami lokasi ruang Kepala Sekolah yang terletak di ujung lorong sekolah tersebut. Lalu kami pun bertemu dengan Ibu Hj. Rosnani, S.Pd, M.M selaku Kepala Sekolah di SDN Meruya Utara 11 PT.
Segeralah kami pun menyampaikan maksud kedatangan kami untuk melakukan pendataan dan validasi data Kartu Jakarta PIntar (KJP) dan 8355 di sekolah tersebut. Kami pun meminta tolong pada pihak sekolah untuk mengumpulkan sebanyak 30 siswa-siswi secara acak ke dalam ruang kelas. Kebetulan pada waktu itu siswa-siswi sedang melakukan upacara benera sebelum mereka pulang ke rumah masing-masing. Kemudian kami pun dibimbing untuk melakukan sesi wawancara di dalam kelas oleh salah satu wali kelas sekolah tersebut. Anak-anak yang terdiri dari berbagai tingkatan kelas telah berkumpul dan terlihat cukup antusias dalam menjawab setiap pertanyaan yang akan kami berikan. Meskipun ada beberapa dari mereka yang tampak bingung dengan pertanyaan yang kami ajukan, namun mereka tetap semangat hingga akhir sesi wawancara. Seusai sesi wawancara siswa-siswi tersebut lalu berhamburan pulang karna jam telah menunjukkan jam 5 sore yang berarti mereka diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Terlihat beberapa siswa-siswi dijemput oleh kedua orang tua mereka. Tak lupa kami juga melakukan sesi foto dengan siswa-siswi tersebut sebagai bahan dokumentasi.
Kami sangat menghargai semangat anak-anak SDN Meruya Utara 11 PT. Meskipun mereka belajar dengan segala keterbatasan, tetapi semangat mereka setara bahkan melebihi anak-anak yang mempunyai sekolah dengan fasilitas yang lebih layak. Tentu saja ini menjadi pelajaran berharga bagi kami semua untuk menjadi bahan merefleksikan kehidupan kami selama ini yang bercukupan tetapi seringkali kami masih mengeluh dan tidak mensyukuri segala sesuatu yang kami miliki. Setelah kami selesai melakukan sesi wawancarai kami pun kembali ke ruang kepala sekolah dengan mengambil kembali berkas-berkas yang kami perlukan dari pihak SDN Meruya Utara 11 PT. tak lupa kami berfoto bersama dengan Ibu Hj. Rosnani. Lalu kami pun berpamitan dan meninggalkan sekolah tersebut dengan ditemani rintik hujan.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Metode yang kami gunakan dengan mengumpulkan 30 siswa-siswi SDN Meruya Utara 11 PT penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) ke dalam ruang kelas, di mana kami akan melakukan sesi wawancara secara individual dengan siswa-siswi tersebut. Metode yang kami gunakan sudah cukup efekti karena kami dapat melakukan interaksi secara langsung dengan siswa-siswi tersebut. Sehingga sesi wawancara pun dapat berjalan dengan lancar, tanpa adanya pembatas di antara kami dan siswa-siswi yang masih tergolong berusia belia. Serta kami dapat mengenal lebih jauh dari siswa-siswi penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) tersebut.
-------------------------------------------------------------------------------------------
Pengukuran kinerja berdasarkan hasil survey dari narasumber:
1. Survey Eksternal
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan
pendataan dan validasi data Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SDN Meruya Utara 11 PT. dari pihak sekolah, dapat kita simpulkan bahwa kegiatan yang kita
laksanakan adalah BAIK.Komentar sekolah: Semua petugas yang tergabung dalam tim bekerja dengan cekatan dan baik.
2. Survey Internal
Seluruh anggota kelompok dapat bekerja
dengan sangat baik. Datang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
dapat mengambil inisiatif di waktu mendesak, dan dapat berkomunikasi
dengan gaya bahasa yang baik dan santun dengan warga di lingkungan SDN Meruya Utara 11 PT. dan anggota kelompok lainnya.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penutup
Hasil kegiatan:
a. Hasil monitoring dan evaluasi dari data Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan diinput melalui google docs.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pendataan dan validasi
data penerima Kartu Jakarta Pintar di SDN Meruya Utara 11 PT, kami menemukan
terdapat beberapa perbedaan dari data yang dimiliki oleh pihak dinas
dengan data yang diberikan oleh sekolah. Data penerima KJP yang
diberikan oleh pihak sekolah sebanyak 92 siswa, sedangkan data dari
pihak dinas sebanyak 118 siswa. Sebanyak 30 data instrumen KJP siswa dari
siswa-siswi yang telah kami wawancarai telah kami input seluruhnya
melalui google docs yang telah disiapkan oleh pihak TFI. Kemudian dari
kegiatan ini kami semakin mengetahui rencana kerja dari pihak Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta terkait mendukung tingkat pendidikan bagi
siswa-siswi yang tidak mampu. Namun kenyataan yang kami temukan secara
langsung di lapangan masih terdapat beberapa siswa-siswi yang sebenarnya
tergolong tidak mampu namun tidak memperoleh fasilitas KJP dari
pemerintah. Lalu, fasilitas KJP yang masih salah sasaran serta proses
penerbitan kartu KJP yang tergolong dipersulit, lama, dan kurangnya
sosialisasi sehingga banyak dari orang tua murid yang masih belum paham
betul mekanisme penggunaan dari KJP itu sendiri.
Next to-do: Tidak ada, karena kegiatan ini bersifat sidak tanpa adanya pemberitahuan dari pihak sekolah terlebih dahulu.
Informasi jumlah peserta: 30 siswa dan siswi SDN Meruya Utara 11 PT.