Pendataan dan Validasi Realisasi 8355 di SMP Negeri 206
dalam Penerapan Mata Kuliah Character Building bersama
Teach For Indonesia (TFI)
Kelas: LE24
Dosen: Bu Siti Nadroh (D5684)
Waktu: Senin, 12-Oktober-2015
Pukul: 12.00-15.30
Lokasi: SMP Negeri 206, Jl. Meruya Selatan, Kembangan
PIC: Bpk. Abidin
PIC: Bpk. Abidin
Tim yang hadir:
Ketua: Rudy Tan (1701372293)
Anggota:
1. Anindya Subianto (1701364253)
2. Anton Leonardi (1701294341)
3. Glorius Andrew F.D (1701337441)
4. Kevin Triputra Uttomo (1701316235)
5. Monica Gusti (1701321922)
6. Muhamad Azka Nurfauzi (1701353880)
7. Muhammad Syarif H. (1701344711)
Tim yang tidak hadir: -
(Dari
kiri atas: Glorius Andrew; Anindya Subianto; Anton Leonardi; Muhammad
Syarif; Kevin Triputra; Muhamad Azka; Monica Gusti; Rudy Tan)
Pada
semester 5 ini, kami memperoleh mata kuliah CB: Professional
Development, dalam mata kuliah Character Development yang terakhir ini
kami memperoleh banyak teori yang khusus berkaitan dengan dunia
profesional yang nantinya dapat kami terapkan saat kami terjun langsung
ke sebuah perusahaan untuk bekerja serta ikut berkontribusi di dalam
organisasi tersebut.
Berkaitan dengan Pendataan dan Validasi realisasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan data 8355, terdapat beberapa materi dari CB: Professional Development yang dapat kami aplikasikan sepanjang melakukan community service ini, di antaranya:
1. Pedoman dalam melakukan pengambilan keputusan ETIS, dengan metode PEACE:
Menurut Koehn, terdapat 5 ciri yang harus dipenuhi oleh para professional:
Pada bagian ini kami akan menjabarkan persiapan yang dilakukan dalam melakukan kegiatan sehingga dapat terlaksanakan. Persiapan yang kami lakukan cukuplah panjang. Mulai dari proses mengikuti briefing yang diadakan oleh pihak TFI sehubungan dengan kegiatan validasi data KJP. Lalu proses pendaftaran nama kelompok serta sekolah yang ingin kami tuju. Pada bagian pendaftaran sekolah inilah yang tergolong cukup rumit dan memakan waktu lama, karena kami harus berlomba-lomba dengan mahasasiwa Binus lainnya baik dari Kampus Kemanggisan maupun Alam Sutera untuk mendapatkan sekoah yang kami inginkan. Sekurang-kurangnya kami melakukan pendaftaran sekolah hingga 3 kali, sampai sekolah yang kami inginkan disetujui oleh pihak TFI.
Untuk community service kali ini kami diberikan tugas oleh TFI untuk melakukan sidak, validasi serta pendataan data 8355 ke beberapa sekolah yang telah ditentukan. Untuk sekolah yang pertama kami ditempatkan di SMP Negeri 206 yang berlokasi Jalan Meruya Selatan, Kembangan. Sesuai dengan hari yang telah kami tentukan sebelumnya, pada hari Senin, 12 Oktober 2015. Pada jam 12.00 siang seusai kegiatan perkuliahan, kami berkumpul di Apartemen Silkwood yang berloksai di seberang Binus ALC. Tidak lama kemudian kami mulai menuju ke SMP Negeri 206 menggunakan kendaraan dari salah satu teman kelompok kami. Tidak sulit untuk menemukan sekolah ini karena lokasinya berada tidak jauh dari pusat keramaian ditambah dengan bantuan dari aplikasi maps yang kami gunakan.
Sesampainya di SMP Negeri 206, kami bertemu dengan Bpk. Abidin selaku Wakil Kepala Sekolah di SMP Negeri 206. Kami menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami di hari itu. Tak lama kemudian kami dibantu oleh beliau untuk mengisi berkas-berkas KJP Sekolah, Validasi Pendidikan yang perlu diisi oleh pihak sekolah. Kebetulan saat itu waktu menjelang jam pulang sekolah. Jadi kami meminta bantuan beliau untuk memanggil secara acak 30 siswa-siswi penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP Negeri 206. Siswa-siswi tersebut dikumpulkan di ruangan kelas yang telah kosong karena kegiatan belajar-mengajar telah usai. Untuk mempersingkat waktu kami langsung melakukan sesi wawancara dengan siswa-siswi tersebut, hanya butuh waktu 30 menit sesi wawancara pun usai. Kami pun melakukan dokumentasi dan mengucapkan terima kasih kepada siswa-siswi SMP Negeri 206 atas kerja samanya. Kemudian kami langsung menuju kembali ke ruang Kepala Sekolah karena beliau harus meninggalkan sekolah lebih cepat dari biasanya dikarenakan beliau memiliki aktivitas lain di luar sekolah. Kebetulan pada saat itu pihak sekolah belum memperbaharui data 8355 siswa-siswi yang bersekolah di SMP Neggeri 206, sehingga pihak sekolah belum dapat memberikan data 8355 tersebut ke kami. Sehingga kami pun harus menunggu kurang lebih 2 minggu agar pihak sekolah dapat mengirimkan data 8355 terbaru tersebut melalui email ketua kelompok kami. Setelah seluruh berkas tambahan yang kami perlukan diberikan, dan berkas-berkas dari kami telah diisi dan ditandatangani oleh beliau kami pun mengucapkan banyak terima kasih dan pamit untuk meninggalkan sekolah tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Metode yang kami gunakan dengan meminjam kelas belajar untuk mengumpulkan 30 siswa-siswi penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP Negeri 206. Metode tersebut sudah cukup efektif karena kami dapat melakukan interaksi secara langsung dengan siswa-siswi tersebut. Sehingga sesi wawancara pun dapat berjalan dengan lancar, tanpa adanya pembatas antara kami dan siswa-siswi serta kami dapat mengenal lebih jauh dari siswa-siswi penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengukuran kinerja berdasarkan hasil survey dari narasumber:
1. Survey Eksternal
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pendataan dan validasi data Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP Negeri 206 dari pihak sekolah, dapat kita simpulkan bahwa kegiatan yang kita laksanakan adalah BAIK.
Saran dari pihak sekolah: Sebelum datang harus dikoordinasikan terlebih dahulu dan datang lebih pagi.
2. Survey Internal
Seluruh anggota kelompok dapat bekerja dengan sangat baik. Datang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dapat mengambil inisiatif di waktu mendesak, dan dapat berkomunikasi dengan gaya bahasa yang baik dan santun dengan warga di lingkungan SMP Negeri 206 dan anggota kelompok lainnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Penutup
Hasil kegiatan:
a. Hasil monitoring dan evaluasi dari data Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan data 8355 telah diinput melalui google docs.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pendataan dan validasi data penerima Kartu Jakarta Pintar di SMP Negeri 206, kami menemukan terdapat beberapa perbedaan dari data yang dimiliki oleh pihak dinas dengan data yang diberikan oleh sekolah. Data penerima KJP yang diberikan oleh pihak sekolah sebanyak 62 siswa, sedangkan data dari pihak dinas sebanyak 72 siswa. Sebanyak 30 data instrumen KJP siswa dari siswa-siswi yang telah kami wawancarai telah kami input seluruhnya melalui google docs yang telah disiapkan oleh pihak TFI. Khusus untuk validasi data 8355 di SMP Negeri 206, tidak ditemukan adanya perbedaan antara data milik sekolah dengan data dari dinas. Sehingga kami tidak melakukan penginputan data ke google docs. Kemudian dari kegiatan ini kami semakin mengetahui rencana kerja dari pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait mendukung tingkat pendidikan bagi siswa-siswi yang tidak mampu. Namun kenyataan yang kami temukan secara langsung di lapangan masih terdapat beberapa siswa-siswi yang sebenarnya tergolong tidak mampu namun tidak memperoleh fasilitas KJP dari pemerintah. Lalu, fasilitas KJP yang masih salah sasaran serta proses penerbitan kartu KJP yang tergolong dipersulit, lama, dan kurangnya sosialisasi sehingga banyak dari orang tua murid yang masih belum paham betul mekanisme penggunaan dari KJP itu sendiri.
Next to-do: Tidak ada, karena kegiatan ini bersifat sidak tanpa adanya pemberitahuan dari pihak sekolah terlebih dahulu.
Informasi jumlah peserta: 30 siswa dan siswi SMP Negeri 206
Berkaitan dengan Pendataan dan Validasi realisasi Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan data 8355, terdapat beberapa materi dari CB: Professional Development yang dapat kami aplikasikan sepanjang melakukan community service ini, di antaranya:
1. Pedoman dalam melakukan pengambilan keputusan ETIS, dengan metode PEACE:
- Problem = Kami dituntut untuk dapat mengetahui problem atau hambatan-hambatan yang kemungkinan besar dapat terjadi ketika kami melakukan pendataan dan validasi data KJP dan 8355.
- Emotion = Masing-masing anggota kelompok juga dituntut untuk mengendalikan emosi , meskipun lelah namun kita dituntut untuk tetap bersikap profesional dan menahan ego masing-masing. Baik di depan pihak sekolah maupun teman kelompok kami agar tidak terjadi kesalah-pahaman.
- Analysis = Berikutnya kami melakukan analisis yang mendalam dalam menghadapi suatu masalah, dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan suatu masalah dapat terjadi, dan alternatif pemecahan masalah yang dapat kita ambil untuk menyelesaikan masalah tersebut.
- Contemplation = Setelah itu kami melakukan proses contemplation di mana pada tahap ini kami mencoba untuk mengevaluasi resiko-resiko apa saja yang akan timbul dari tindakan yang kami ambil.
- Equilibrium = Pada tahap ini kami diharuskan untuk mengambil salah satu keputusan dari beberapa alternatif yang telah kami buat sebelumnya. Tentunya tindakan tersebut diambil dengan memperhitungkan segala kemungkinan resiko yang akan terjadi. Dan kami juga memikirkan alternatif yang kira-kira sesuai untuk mengatasi kemungkinan timbulnya kembali masalah dari keputusan yang telah kami ambil.
Menurut Koehn, terdapat 5 ciri yang harus dipenuhi oleh para professional:
- Professional adalah orang memperoleh ijin dari negara untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
- Menjadi anggota organisasi pelaku-pelaku yang sama-sama mempunyai hak suara yang menyebar luaskan standar atau cita-cita yang saling mendisiplinkan karena melanggar standar tersebut.
- Memiliki pengetahuan atau kecakapan "esoteric" yang tidak dimiliki oleh anggota-anggota masyarakat yang lain.
- Memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaan mereka, dan pekerjaan tersebut tidak amat dimengerti oleh masyarakat yang lebih luas.
- Secara publik di muka umum mengucapkan janji untuk memberikan bantuan kepada mereka yang lebih membutuhkan dan akibatnya mempunyai tanggung jawab khusus dan tugas khusus.
Pada bagian ini kami akan menjabarkan persiapan yang dilakukan dalam melakukan kegiatan sehingga dapat terlaksanakan. Persiapan yang kami lakukan cukuplah panjang. Mulai dari proses mengikuti briefing yang diadakan oleh pihak TFI sehubungan dengan kegiatan validasi data KJP. Lalu proses pendaftaran nama kelompok serta sekolah yang ingin kami tuju. Pada bagian pendaftaran sekolah inilah yang tergolong cukup rumit dan memakan waktu lama, karena kami harus berlomba-lomba dengan mahasasiwa Binus lainnya baik dari Kampus Kemanggisan maupun Alam Sutera untuk mendapatkan sekoah yang kami inginkan. Sekurang-kurangnya kami melakukan pendaftaran sekolah hingga 3 kali, sampai sekolah yang kami inginkan disetujui oleh pihak TFI.
Kemudian setelah sekolah yang kami inginkan disetujui oleh pihak TFI.
Kami langsung menuju kantor TFI di Kampus Alam Sutera yang berlokasi di
lantai basement. Kami meminta surat ijin jalan langsung dari Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, meminta instrumen pertanyaan KJP sekolah dan
siswa, meminta data penerima KJP dan 8355 dari dinas, dan mencetak
seluruh berkas-berkas pendukung (e.g form validasi pendidikan, form
validasi 8355, dan form evaluasi) yang diperlukan dalam melaksanakan
validasi data KJP dan 8355. Setelah seluruh berkas yang diperlukan telah
siap, kami mulai menyusun waktu yang tepat untuk melaksanakan kegiatan
tersebut. Berhubung kelompok kami terdiri dari 2 jurusan yang berbeda,
yaitu Manajemen dan IBM maka sulit bagi kami untuk menemukan waktu yang
cocok karena perbedaan jadwal kuliah di antara kami.
Untuk community service kali ini kami diberikan tugas oleh TFI untuk melakukan sidak, validasi serta pendataan data 8355 ke beberapa sekolah yang telah ditentukan. Untuk sekolah yang pertama kami ditempatkan di SMP Negeri 206 yang berlokasi Jalan Meruya Selatan, Kembangan. Sesuai dengan hari yang telah kami tentukan sebelumnya, pada hari Senin, 12 Oktober 2015. Pada jam 12.00 siang seusai kegiatan perkuliahan, kami berkumpul di Apartemen Silkwood yang berloksai di seberang Binus ALC. Tidak lama kemudian kami mulai menuju ke SMP Negeri 206 menggunakan kendaraan dari salah satu teman kelompok kami. Tidak sulit untuk menemukan sekolah ini karena lokasinya berada tidak jauh dari pusat keramaian ditambah dengan bantuan dari aplikasi maps yang kami gunakan.
Sesampainya di SMP Negeri 206, kami bertemu dengan Bpk. Abidin selaku Wakil Kepala Sekolah di SMP Negeri 206. Kami menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami di hari itu. Tak lama kemudian kami dibantu oleh beliau untuk mengisi berkas-berkas KJP Sekolah, Validasi Pendidikan yang perlu diisi oleh pihak sekolah. Kebetulan saat itu waktu menjelang jam pulang sekolah. Jadi kami meminta bantuan beliau untuk memanggil secara acak 30 siswa-siswi penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP Negeri 206. Siswa-siswi tersebut dikumpulkan di ruangan kelas yang telah kosong karena kegiatan belajar-mengajar telah usai. Untuk mempersingkat waktu kami langsung melakukan sesi wawancara dengan siswa-siswi tersebut, hanya butuh waktu 30 menit sesi wawancara pun usai. Kami pun melakukan dokumentasi dan mengucapkan terima kasih kepada siswa-siswi SMP Negeri 206 atas kerja samanya. Kemudian kami langsung menuju kembali ke ruang Kepala Sekolah karena beliau harus meninggalkan sekolah lebih cepat dari biasanya dikarenakan beliau memiliki aktivitas lain di luar sekolah. Kebetulan pada saat itu pihak sekolah belum memperbaharui data 8355 siswa-siswi yang bersekolah di SMP Neggeri 206, sehingga pihak sekolah belum dapat memberikan data 8355 tersebut ke kami. Sehingga kami pun harus menunggu kurang lebih 2 minggu agar pihak sekolah dapat mengirimkan data 8355 terbaru tersebut melalui email ketua kelompok kami. Setelah seluruh berkas tambahan yang kami perlukan diberikan, dan berkas-berkas dari kami telah diisi dan ditandatangani oleh beliau kami pun mengucapkan banyak terima kasih dan pamit untuk meninggalkan sekolah tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Metode yang kami gunakan dengan meminjam kelas belajar untuk mengumpulkan 30 siswa-siswi penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP Negeri 206. Metode tersebut sudah cukup efektif karena kami dapat melakukan interaksi secara langsung dengan siswa-siswi tersebut. Sehingga sesi wawancara pun dapat berjalan dengan lancar, tanpa adanya pembatas antara kami dan siswa-siswi serta kami dapat mengenal lebih jauh dari siswa-siswi penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) tersebut.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengukuran kinerja berdasarkan hasil survey dari narasumber:
1. Survey Eksternal
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pendataan dan validasi data Kartu Jakarta Pintar (KJP) di SMP Negeri 206 dari pihak sekolah, dapat kita simpulkan bahwa kegiatan yang kita laksanakan adalah BAIK.
Saran dari pihak sekolah: Sebelum datang harus dikoordinasikan terlebih dahulu dan datang lebih pagi.
2. Survey Internal
Seluruh anggota kelompok dapat bekerja dengan sangat baik. Datang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dapat mengambil inisiatif di waktu mendesak, dan dapat berkomunikasi dengan gaya bahasa yang baik dan santun dengan warga di lingkungan SMP Negeri 206 dan anggota kelompok lainnya.
Penutup
Hasil kegiatan:
a. Hasil monitoring dan evaluasi dari data Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan data 8355 telah diinput melalui google docs.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pendataan dan validasi data penerima Kartu Jakarta Pintar di SMP Negeri 206, kami menemukan terdapat beberapa perbedaan dari data yang dimiliki oleh pihak dinas dengan data yang diberikan oleh sekolah. Data penerima KJP yang diberikan oleh pihak sekolah sebanyak 62 siswa, sedangkan data dari pihak dinas sebanyak 72 siswa. Sebanyak 30 data instrumen KJP siswa dari siswa-siswi yang telah kami wawancarai telah kami input seluruhnya melalui google docs yang telah disiapkan oleh pihak TFI. Khusus untuk validasi data 8355 di SMP Negeri 206, tidak ditemukan adanya perbedaan antara data milik sekolah dengan data dari dinas. Sehingga kami tidak melakukan penginputan data ke google docs. Kemudian dari kegiatan ini kami semakin mengetahui rencana kerja dari pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait mendukung tingkat pendidikan bagi siswa-siswi yang tidak mampu. Namun kenyataan yang kami temukan secara langsung di lapangan masih terdapat beberapa siswa-siswi yang sebenarnya tergolong tidak mampu namun tidak memperoleh fasilitas KJP dari pemerintah. Lalu, fasilitas KJP yang masih salah sasaran serta proses penerbitan kartu KJP yang tergolong dipersulit, lama, dan kurangnya sosialisasi sehingga banyak dari orang tua murid yang masih belum paham betul mekanisme penggunaan dari KJP itu sendiri.
Next to-do: Tidak ada, karena kegiatan ini bersifat sidak tanpa adanya pemberitahuan dari pihak sekolah terlebih dahulu.
Informasi jumlah peserta: 30 siswa dan siswi SMP Negeri 206
TERIMA KASIH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar